Senin, 20 September 2010

Karma Yoga

APAKAH KARMA YOGA?

Kata Karma berasal dari kata Sansekerta Kri, artinya "melakukan" (to do). Kata karma memiliki banyak arti dalam agama Hindu. Disini arti kata karma adalah kerja. Kita melakukan karma sepanjang waktu. Ketika kita bernafas, ini adalah karma. Ketika kita berpikir, ini adalah sebuah karma. Karma-karma yang kita lakukan menentukan masa lalu, masa kini dan masa depan kita. Menurut agama Hindu, seluruh kewajiban yang telah ditetapkan adalah karma-karma baik bila itu adalah tugas-tugas yang secara populer dikenal sebagai Swadharma.

Menurut philsafat Samkhya, karma-karma kita dikendalikan oleh tiga kekuatan : Tamas, Rajas dan Sattwa. Tamas mewakili ketidak-aktifan (kemalsan). Rajas mewakili keaktifan atau aktifitas. Sattwa adalah keseimbangan dari keduanya. Karma Yoga meliputi pemanfaatan dari ketiga faktor ini secara wajar atau seimbang untuk melaksanakan pekerjaan kita dengan lebih baik.

Seperti telah kukatakan sebelumnya, jalan yang berbeda-beda untuk mencapai Tuhan dalam agama Hindu bukanlah terpisah secara ketat, tapi mereka saling mempengaruhi atau lebur satu sama lain. Demikianlah Karma Yoga banyak memerlukan Bhakti Yoga dan Jnana Yoga. Bab 3, 4, dan 5 Bhagawad Gita menjelaskan mengenai Karma Yoga.

SINGKATNYA, APA ITU KARMA YOGA?

Mencapai kebebasan melalui kerja yang tidak mementingkan diri sendiri yang dikenal dengan nama Nishkama Karma. Kerja yang mementingkan diri sendiri memperlambat pencapaian tujuan kita. Kerja tanpa mementingkan diri sendiri menuntun kita kepada tujuan kita. Jadi Karma Yoga adalah sistem untuk mencapai kebebasan melalui tindakan-tindakan tanpa mementingkan diri sendiri. Eisntein, Father Damien dan Ibu Theresa adalah beberapa orang Karma Yogin di luar agama Hindu.

APA YANG DIKATAKAN BHAGAWAD GITA MENGENAI KARMA YOGA?

Bhagawad Gita menyediakan tiga bab dan 114 sloka untuk menjelaskan Karma Yoga. Beberapa pokok-pokok penting adalah sebagai berikut :

Tiada seorangpun akan mencapai keadaan Nishkarmata (actionlessness - ketiadaan tindakan) dengan menghindari kerja.

Tindakan adalah hakikat dari semua mahluk dalam penciptaan Dia yang mengendalikan keinginan-keinginan daging atau tubuhnya dan melakukan kerja tanpa mementingkan diri sendiri adalah manusia terhormat.

Laksanakan kerja tanpa mementingkan diri sendiri, karena kerja demikian akan menjamin kebebasan (moksha) bagimu.

Lihatlah kepadaKu, aku adalah Tuhan. Tidak ada apapun yang harus Kulakukan dalam tiga dunia ini. Tiada sesuatupun dalam tiga dunia ini yang Aku perlukan atau tidak bisa Aku peroleh. Namun demikian aku bekerja sepanjang waktu.

Seorang manusia harus melakukan tugasnya (Swadharma). Seorang manusia akan celaka atau menderita bila ia melakukan tugas orang lain. Swadharma, betapapun remehnya, adalah lebih baik dari tugas orang lain.

Indriya adalah baik. Pikiran lebih baik dari indriya. Jiwa lebih baikdari pikiran.

Dalam bentuk apapun seorang manusia memujaKu, Aku akan menerimanya. Jalan manapun yang ditempuh oleh seorang manusia, pada akhirnya ia akan sampai padaKu.

Dia yang melakukan pekerjaan tanpa terikat pada hasilnya dengan menyerahkannya kepadaKu tidak akan tersentuh oleh dosa, sama seperti air jatuh di daun teratai tidak akan membasahi daun itu.

Tindakan tidak menodaiKu, tidak pula Aku mempunyai keinginan akan hasil-hasilnya. Dia yang mengetahui hakikatKu ini, tidak akan terikat oleh tindakannya.